Posted by : tessarishak
Jumat, 29 April 2016
1.1 ETIKA
Etika adalah sebuah refleksi
kritis dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikp dan dola perilaku
hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.
Menurut Magnis Suseno, etika
adalah sebuah ilmu dan bukan suatu ajaran.
Moralitas adalah sistem nilai
tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai
ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat, wejangan
peraturan, perintah dan semacamnya yang bersifat turun temurun.
Jadi moralitas adalah petunjuk
konkrit yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup sedangkan etika
adalah perwujudan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu.
Pada dasarnya keduanya memberi
kita orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini.
Tetapi bedanya moralitas langsung mengatakan “inilah caranya harus melangkah”,
Sedangkan etika justru mempersoalkan “apakah harus
melangkah dengan cara ini dan mengapa harus dengan cara ini
Pembagian Etika
Dalam kaitannya dengan nilai
dan norma, kita menemukan 2 macam etika:
v Etika deskriptif, berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni
mengenai nilai dan pola prilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas konkrit yang membudaya
v Etika normatif, berbicara mengenai norma-norma yang menentukan
tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk
bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.
Perbedaannya adalah etika
deskriptif memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
perilaku dan sikap yang mau diambil sedangkan etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang
diputuskan.
Secara umum norma dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu:
v Norma khusus, contohnya bermain bola
v Norma umum, terdiri dari:
Ø Norma sopan santun, contohnya cara bertemu, makan, duduk dan
sebagainya
Ø Norma hukum, lebih tegas dan pasti karena dijamin oleh hukum
terhadap para penggarnya
Ø Norma moral, yakni aturan mengenai sikap dan perilaku manusia
sebagai manusia. Penilaiannya bukan berdasarkan profesi tetapi manusia yang
menjalankan profesi tertentu.
Sistematika Etika
Etika secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori:
v Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, mengambil keputusan secara etis serta tolak ukur
dalam menilai baik buruknya suatu tindakan.
v Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar
dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan seperti “bagaiman saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang lakukan
yang didasari olah cara, teori dan prinsip moral dasar”
Ø Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri
Ø Etika sosial, berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola
perilaku manusia sebagai anggota manusia
11.2 ESTETIKA
Estetika
adalah ilmu yang membahas tentang keindahan, estetika disebut juga dengan
filsafat keindahan (philosophy of beauty), yang berasal dari kata aisthetika
atau aesthesis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat dicerap denganindera
atau cerapan indera. Estetika membahas hal yang berkaitan dengan refleksi
kritis
terhadap nilai-nilai atas sesuatu yang disebut indah atau tidak indah. Dan
keindahan meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral,
dankeindahan intelektual
Keindahan
secara murni, menyangkut pengalaman esotis seseorang dalam kaitannya dengan
sesuatu yang dihayatinya. Sedangkan keindahan secara sempit menyangkut
benda-benda yang dihayatinya memalui indera. Ciri-ciri umum yangada pada semua
benda dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kualitas hakiki itu
dengan pengertian keindahan. Ciri umum tersebut adalah sejumlah kwalitas yang
secara umum disebut unity, harmony, symmetry, balance,dan contrast. Ciri-ciri
tersebut dapat dinyatakan bahwa keindahan merupakan satucermin dari unity,
harmony, symmetry, balance, dan contrast dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata.
Namun
demikian keindahan tidak hanya terbatas pada seni dan alam tapi juga pada moral
dan intelektual. Moral yang indah tentunya moral yang baik dan intelek yang
indah adalah intelek yang benar, karena bagus, baik, dan benar merupakan nilai
positif yang saling terkait
II.Peranan
Estetika
Sebagai
pemikiran dasar untuk menjadi pribadi yang tetap mengacu atau melihat
nilai-nilai keindahan sebagai anutan dalam bertingkah laku dan berpenampilan,
sehingga dalam pergaulan bermasyarakat dapat diterima dan dilihat baik
.
III.Contoh
Keindahan
susunan bunyi-bunyi dan kata-kata dalam karya sastra, misalnya, mampu
menimbulkan irama yang merdu, nikmat didengar, lancar diucapkan, menarik dan
penuh pesona untuk didendangkan. Nilai estetis itu juga mampu memberi hiburan,
kepuasan, kenikmatan, dan kebahagiaan batin ketika karya sastra dibaca atau
didengarkan ataupun diresapinya
.
IV.Fungsi
Mengembangkan
estetika dan membangun negara untuk menuju ke peradaban masyarakat madani yang
lebih unggul dan bermartabat. Membangun negara dan bangsa tidak hanya terbatas
pada segi fisik, seperti pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, waduk,
aliran sungai, gedung-gedung perkantoran, dan perumahan-perumahan. Sekiranya
perlu juga membangun karakter bangsa dari segi mental spiritual agar masa depan
bangsa dan negara menjadi lebih kokoh, lebih bermartabat, dan lebih beradabad.
1.3 Peradaban
Istilah peradaban dalambahasa inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadapperkembangan kebudayaan.
Definisi peradaban menurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa peradaban merupakan bagian dari unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmupengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasikenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
B. Wujud Peradaban
Dalam penjelasan Rohiman Notowidagdo menjelaskan bahwa terjadinya disharmoniantara Barat dan Timur disebabkan pikiran Barat tentang Timur yang penuh dengan bayangannegatif dan prasangka, akibatnya alam pikiran Barat dan Timur tidak pernah bertemu. Dalam pikiran Timur, Barat digambarkan sebagai materialisme, kapitalisme, rasionalisme, dinamisme, saintisme, positivisme, dan sekularisme. Sebaliknya, Barat membayangkan Timursebagai kemiskinan, kebodohan, ststis, fatalis, dan kontemplatif. Tentu saja gambaran yang demikian menimbulkan sikap berlawanan yang akhirnya mewujudkan permusuhan (konflik), disharmoni,persaingan, dan perang.
Perbedaan presepsi tersebut dapat dirasakan ada peradabannya. Karena Peradaban hanya menekankan pada unsur tertentu, mungkin unsur akal (tingkat berfikir) mungkin unsur nurani (perasaan). Peradaban menurut Konsep Barat lebih mengutamakan unsur akal (tingkat berfikir), sedangkan peradaban menurut konsep Timur lebih mengutamakan unsur nurani (perasaan, estetis).Dengan demikian di kalangan orang Barat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih dulu unggul dibandingkan dengan orang timur. Dikalangan orang Timur, hati nurani (perasaan) lebih diutamakan dari pada akal (ratio). Benar menurut akal, belum tentu baik dan belum tentu sesuai dengan hati nurani.
C. Hakikat Peradaban
Koentjaraningrat (1990) menjelaskan bahwa dalam Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah. Kebudayaan sendiri berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Prof. Dr. Nurcholis Madjid ( Islam Dan Pluralism ) menggunakan istilah civilization (peradaban) merupakan prinsip – prinsip yang di buat bersama oleh mansyarakat, dan menjadi hukum yang di tunduki secara bersama pula.
1. Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
2. Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor: Pendidikan, Kemajuan teknologi dan, Ilmu pengetahuan.
D. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beraberdab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manusia. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal).
Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis. istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.
Nurcholish madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Nurcholis majid menyebut masyarakat madani (civil society) yaitu suatu masyarakat yang berbudi luhur, berakhlak mulia, dan berperadaban, dengan ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah (Budi Munawar Ranchman. 2011:183). Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari), keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
E. Evolusi Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi. Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.
Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Pandangan sebagian ahli materialisme memandang bahwa evolusi kebudayaan hadir karena ketundukan manusia terhadap pola produksi dan alat – alat produksi atau secara umum pengendalian sifat hewani manusia dan jasmani manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sementara pandangan lainya seperti yang di kemukakan oleh murtadha muntahhari ( 2002 ) dalam bukunya yang berjudul Manusia Dan Alam Semesta. Bahwa sifat hewani dan sifat manusiawi manusia telah menjadi satu kesatuan yang berevolusi yang menjadikan manusia sebagai organism yang memiliki tindakan dan kecendurungan. Selanjutnya manusia marupakan manusia yang memiliki pengetahuan dan beragama dengan istilah lain memiliki kebutuhan spiritual, sehingga dalam perkembanganya budaya manusia akan berevolusi ketingkat dimana pembebasan manusia dari ketundukannya terhadap alat – alat produksi dan perekonomianya tadi menjadi masyarakat yang terus memenuhi kebutuhan ideology dan agamanya atas dasar tuntutan sifat manusiawinya tadi. Itulah titik evolusi kebudayaan manusia di masa depanya menurut murtadha muntahhari.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang didirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, sphinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat.
Mengacu pada pandangan Nurcholish Madjid wujud peradaban dalam masyarakat social budaya telah di contohkan oleh masyarakat madina pada masa Nabi SAW dengan tercipnya masyarakat egaliter dimana antara kemajemukan masyarakat yang ada di madinah telah melahirkan saling menghormati dan tidak membedakan manusia berdasarkan ras dan warna kulitnya, hal lain yang menjadi ciri khas kehidupan social budaya yang merefleksikan wujud masyarakat ber peradaban pada masa itu dimana tingkat partisipatis dan kebersamaan yang tinggi serta terciptanya demokrasi atas dasar musyawarah bersama. ( Budy Munawar Racman 2011: 183 - 184 )
Dari paparan di atas merefleksikan peradaban dalam ruang lingkup sosial budaya masyarakat. Selanjutnya, bidang sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, tulisan perhubungan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu.


