Posted by : tessarishak
Jumat, 29 April 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Manusia merupakan ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk
berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun
rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara
rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya.
Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi
pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia
dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di
alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan
selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna
penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam
surat At-Tiin: 4
“Sesungguhnya kami Telah
menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”.
Kepada manusia
diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-macam ilmu
pengetahuan dan kepandaian; sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan
sanggup menguasai alam dan binatang. Awal interaksi sosial manusia, manusia
haruslah bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya agar manusia dapat
mengalami pembelajaran mengenai ruang lingkup sekelilingnya, sehingga
menyebabkan manusia mempunyai rasa ingin tahu dan mereka pun harus mempunyai
ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut dapat
digunakan dalam kehidupannya yaitu untuk memilih mana yang baik dan mana yang
tidak baik, dan mana yang merupakan hak dan mana yang merupakan kewajiban.
Sehingga terbentuklah norma-norma dalam masyarakat. Apabila manusia memahami
dengan baik ilmu pengetahuan tersebut maka norma-norma akan berjalan dengan
harmonis dan seimbang.
Untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan tersebut manusia haruslah mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan
sendiri pada masing-masing negara mempunyai sistemnya masing-masing, faktor
yang menyebabkan perbedaan itu, salah satunya disebabkan karena kebudayaan pada
negara itu sendiri. Pendidikan yang merupakan hasil kebudayaan haruslah
dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu
pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan
yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun
bagi bangsa pada umumnya.
Dengan demikian karena hal
tersebut, dapat dikatakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan
menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa dan kebudayaan juga
merupakan hasil interaksi manusia yang merupakan perwujudan dari karya manusia.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Manusia?
2. Apa
yang dimaksud dengan Kebudayaan?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan
Makalah ini untuk mengetahui sejarah terciptanya manusia. Dan dalam manusia itu
tidak akan pernah mampu untuk hidup sendiri yakni manusia termasuk kedalam
makhluk sosial karena manusia akan membaur dengan manusia lainnya dalam sebuah
kelompok masyarakat, segala sesuatunya manusia pasti memerlukan bantuan dari
orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Manusia
A. Pengertian
Manusia
Secara bahasa manusia berasal
dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar
biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk
spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika
selalu mengaktivisasikan dirinya.
B. Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi
manusia menurut beberapa ahli:
ü NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal.
Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani
dan rohani merupakan satu barang.
ü ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan
“jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
ü UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh
(atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
ü SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang
tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
ü KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari
2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
ü I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan
trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
ü OMAR
MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang
paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk
yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
ü ERBE
SENTANU
Manusia adalah mahluk
sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan
yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
ü PAULA J. C
& JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka,
bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang
hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul
multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
C. Unsur-unsur
yang membangun Manusia
Ada dua macam pandangan
yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia
terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a. Jasad
: badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati
ruang dan waktu.
b. Hayat
: mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
c. Ruh
: bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami
kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat
lahirnya kebudayaan.
d. Nafs
: dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.(
Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
2. Manusia
sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
a. Id,
merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak.
Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara
instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh
kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual
atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b. Ego,
sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id
dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh
prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
c. Super
ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia
lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi.
(freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
D. Hakekat
Manusia
Manusia diciptakan oleh
Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang
lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran
serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat
digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar
mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah
satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
2.2. Peradaban
A. Pengertian
Peradaban
Istilah peradaban
dalambahasa inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai
untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadapperkembangan kebudayaan.
Definisi peradaban menurut Koentjaraningrat menyatakan
bahwa peradaban merupakan bagian dari unsur kebudayaan yang halus, maju, dan
indah seperti misalnya kesenian, ilmupengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasikenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system
teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
B. Wujud
Peradaban
Dalam penjelasan Rohiman
Notowidagdo menjelaskan bahwa terjadinya disharmoniantara Barat dan
Timur disebabkan pikiran Barat tentang Timur yang penuh dengan bayangannegatif
dan prasangka, akibatnya alam pikiran Barat dan Timur tidak pernah bertemu.
Dalam pikiran Timur, Barat digambarkan sebagai materialisme, kapitalisme,
rasionalisme, dinamisme, saintisme, positivisme, dan sekularisme. Sebaliknya,
Barat membayangkan Timursebagai kemiskinan, kebodohan, ststis, fatalis, dan
kontemplatif. Tentu saja gambaran yang demikian menimbulkan sikap berlawanan
yang akhirnya mewujudkan permusuhan (konflik), disharmoni,persaingan, dan
perang.
Perbedaan presepsi tersebut
dapat dirasakan ada peradabannya. Karena Peradaban hanya menekankan pada unsur
tertentu, mungkin unsur akal (tingkat berfikir) mungkin unsur nurani
(perasaan). Peradaban menurut Konsep Barat lebih mengutamakan unsur akal
(tingkat berfikir), sedangkan peradaban menurut konsep Timur lebih mengutamakan
unsur nurani (perasaan, estetis).Dengan demikian di kalangan orang Barat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih dulu unggul dibandingkan dengan
orang timur. Dikalangan orang Timur, hati nurani (perasaan) lebih diutamakan
dari pada akal (ratio). Benar menurut akal, belum tentu baik dan belum tentu
sesuai dengan hati nurani.
C. Hakikat
Peradaban
Koentjaraningrat (1990)
menjelaskan bahwa dalam Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini
adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya
dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan
indah. Kebudayaan sendiri berasal dari kata culture, istilah peradaban sering
dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan
kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata
adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak,
yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Prof. Dr. Nurcholis
Madjid ( Islam Dan Pluralism ) menggunakan istilah civilization
(peradaban) merupakan prinsip – prinsip yang di buat bersama oleh mansyarakat,
dan menjadi hukum yang di tunduki secara bersama pula.
1. Kontjaranigrat
(1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan
yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat
sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan
yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
2. Ibnu
Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia,
kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group
feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia
yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang
lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban
bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara
berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
Pada waktu perkembangan
kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus,
indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan
tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Tinggi rendahnya
peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor: Pendidikan, Kemajuan
teknologi dan, Ilmu pengetahuan.
D. Manusia
Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Peradaban tidak hanya
menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti
barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi
daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai
makhluk beraberdab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku
sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada
manusia. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata,
rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusia
yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara
optimal).
Manusia adalah makhluk yang
beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang
tinggi. Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society,
dari asal kata cociety civilis. istilah masyarakat adab dikenal dengan kata
lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.
Nurcholish madjid
mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Nurcholis
majid menyebut masyarakat madani (civil society) yaitu suatu masyarakat yang
berbudi luhur, berakhlak mulia, dan berperadaban, dengan ciri-ciri, antara lain
egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan
keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan
keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah (Budi Munawar Ranchman.
2011:183). Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil
society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang
terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari),
keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang
tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum
yang diikuti oleh warganya.
E. Evolusi
Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Evolusi kebudayaan ini
berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia
dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap
kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan,
lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan
tadi. Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam
menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya
mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia
menaklukkan alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup
sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.
Proses evolusi untuk tiap
kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan,
lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan
tadi.
Pandangan sebagian ahli
materialisme memandang bahwa evolusi kebudayaan hadir karena ketundukan manusia
terhadap pola produksi dan alat – alat produksi atau secara umum pengendalian
sifat hewani manusia dan jasmani manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,
sementara pandangan lainya seperti yang di kemukakan oleh murtadha muntahhari (
2002 ) dalam bukunya yang berjudul Manusia Dan Alam Semesta. Bahwa sifat hewani
dan sifat manusiawi manusia telah menjadi satu kesatuan yang berevolusi yang
menjadikan manusia sebagai organism yang memiliki tindakan dan kecendurungan.
Selanjutnya manusia marupakan manusia yang memiliki pengetahuan dan beragama
dengan istilah lain memiliki kebutuhan spiritual, sehingga dalam perkembanganya
budaya manusia akan berevolusi ketingkat dimana pembebasan manusia dari
ketundukannya terhadap alat – alat produksi dan perekonomianya tadi menjadi
masyarakat yang terus memenuhi kebutuhan ideology dan agamanya atas dasar
tuntutan sifat manusiawinya tadi. Itulah titik evolusi kebudayaan manusia di
masa depanya menurut murtadha muntahhari.
Peradaban merupakan tahapan
dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan,
memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang didirikan oleh
kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu
pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. contoh, peradaban
Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid,
obeliks, sphinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang
memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang
juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal
tulisan yang menjadi ciri budaya setempat.
Mengacu pada pandangan
Nurcholish Madjid wujud peradaban dalam masyarakat social budaya telah di
contohkan oleh masyarakat madina pada masa Nabi SAW dengan tercipnya masyarakat
egaliter dimana antara kemajemukan masyarakat yang ada di madinah telah
melahirkan saling menghormati dan tidak membedakan manusia berdasarkan ras dan
warna kulitnya, hal lain yang menjadi ciri khas kehidupan social budaya yang
merefleksikan wujud masyarakat ber peradaban pada masa itu dimana tingkat partisipatis
dan kebersamaan yang tinggi serta terciptanya demokrasi atas dasar musyawarah
bersama. ( Budy Munawar Racman 2011: 183 - 184 )
Dari paparan di atas
merefleksikan peradaban dalam ruang lingkup sosial budaya masyarakat.
Selanjutnya, bidang sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban
manusia itu sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem
kepercayaan, tulisan perhubungan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu.
Kemabli ke evolusi budaya
dalam tinjauan historis. gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian,
dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi
agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap,
energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri)
gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi
dengan computer atau alat komunikasi digital.
F. Dinamika
Peradaban Global pada Kehidupan Manusia
Menurut nurcholis madjid
dalam risalah singkatnya yang di tuangkan dalam Nilai – nilai dasar perjuangan,
menerangkan bahwa manusia di ciptakan sebagai mahluk tertinggi dengan di bekali
kemampuan spiritual ( iman ), dan kemampuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
menusia menyangkut alam dan manusia, sehingga tugas manusia
ialah bagaimana menciptakan sejarah. Selanjutnya nurcholis manjdid mengatakan
bahwa alam memiliki perubahan dan perkembangan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa perubahan dan perkembangan inilah yang memungkinkan terciptanya evolusi
dan dari sejarah yang di ciptakan oleh manusia meninggalkan kebudayaan dan
nilai – nilai maupun tradisi yang ada di masyarakat tersebut.
Gelombang ketiga yang di
tandai dengan revormasi dalam bidang komunikasi melahirkan suatu masyarakat
dunia yang dikenal dengan sebutan the global village (kampung global). Kita
sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi.
Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun
mendatang.
John Naisbitt dalam bukunya
Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan
yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena
interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan
terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut
ialah:
1. Perubahan
dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
2. Perubahan
dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
3. Perubahan
dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
4. Perubahan
dari jangka pendek ke jangka panjang.
5. Perubahan
dari sentralisasi ke desentralisasi.
6. Perubahan
dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
7. Perubahan
dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
8. Perubahan
dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
9. Perubahan
dari utara ke selatan.
10. Perubahan
dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.
Peradaban global yang
tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri.
Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global
itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru
yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah
dunia secara mendasar. Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam
teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang
menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
Ø Hilir mudiknya
papal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia
diseluruh dunia.
Ø Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan Internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara
melalui pergerakkan massa semacam turisme,memungkinkan kita merasakan banyak
hal dari budaya yang berbeda.
Ø Pasar dan
produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasioanal, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
Ø Peningkatan
interaksi cultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, serta transmisi berita dan olahraga internacional. Saat ini kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.
Ø Meningkatnya
masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinacional,
inflasi regional, dan lain-lain.
G. Tradisi,
Modernisasi dan Masyarakat Madani
1. Tradisi
Adat adalah merupakan
pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan satu penjelmaan
daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu, maka
tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri – sendiri yang satu
dengan yang lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup
serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang merupakan adat
kebiasaanturun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena adanya penilaian
bahwa cara – cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar,
serta hal ini merupakan sumber yang mengagumkan bagi kekayaan budaya bangsa.
Didalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh daerah – daerah suku – suku bangsa
adalah berbeda – beda, meskipun demikian dasar dan sifatnya adalah satu, yaitu
keindonesiaannya. Oleh karena itu, maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan
ber“bhinneka”. Adat bangsa Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” ini tidak
mati, melainkan selalu berkembang.
2. Modernisasi
a. Konsep
Modernisasi.
Modernisasi dimulai di
Italia abad ke – 15 dan tersebar di sebagian besar ke dunia Barat dalam lima
abad berikutnya. Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di Inggris
dengan meletusnya revolusi industri pada abad ke – 18, yang mengubah cara
produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat
adalah suatu proses tranformasi yang mengubah :
Di bidang ekonomi,
modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana produksi
barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.
Di bidang politik,
dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat nasinal dengan
integrasi yang baik.
Berikut ini beberapa
pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :[15]
a) Modernisasi
menurut Cyril Edwin Black, yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia
yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang
universal dan yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan
manusia.
b) Menurut
Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan
konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat
modern harus berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan.
c) Menurut
Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda –
beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman
dalam arti yang seluas – luasnya.
d) Smith
(1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang dilandasi dengan
seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat
ke arah kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju
dalam derajat kehormatan tertentu.
b. Syarat-syarat
Modernisasi.
Modernisasi bersifat
preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada angan –
angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :
· Cara
berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa
maupun masyarakat.
· Sistem
administrasi negara yang baik yang benar – benar mewujudkan birokrasi.
· Adanya
sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau
lembaga tertentu.
· Penciptaan
iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat komunikasi masa.
· Tingkat
organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak
pengurangan kepercayaan.
· Sentralisasi
wewenang dalam pelaksanaannya.
c. Ciri-ciri
Modernisasi.
Modernisasi merupakan salah
satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :
· Keutuhan
materi dan ajang kebutuhan manusia.
· Kemajuan
teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi, dan
akulturasi.
· Modernisasi
banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
· Berkat
jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
· Modernisasi
juga memberikan dan melahirkan teori baru.
· Mekanisme
masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaan
yang berlebihan.
· Kehidupan
seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan.
3. Masyarakat
Madani
Menurut Wirutomo (2002), di
Indonesia kata “civil society”diterjemahkan sebagai masyarakat sipil,
masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab.[16] Apapun
bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang gerak masyarakat
yang berada di luar negara.
Karena bidang politik pada
masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka muncul konsep civil
society sebagai arena bagi warga negara yang aktif dalam politik.
Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban
masyarakat, yaitu suatu kualitas kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh
supremasi hukum.
H. Ketenangan,
Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna Hakiki Manusia Beradab
Sudah menjadi kodrat alam
bahwa manusia dalam hidupnya selalu bergaul dan berkumpul serta hidup
bersama – sama dengan manusia lainnya dalam satu tempat dan waktu
tertentu yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat manusia saling mengadakan
hubungan dan kerjasa (interaksi) antara yang satu dengan yang lain. Itulah
sebabnya filosofis terkenal Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk sosial.
Kehidupan bersama atau
berkelompok dari manusia itu, mempunyai beberapa tujuan tertentu, yaitu untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, menghindarkan diri dari marah bahaya, dan
melanjutkan keturunan.
Untuk memenuhi
kebutuhan – kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus
mengadakan hubungan dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa
mengadakan interaksi dengan manusia yang laintidak mungkin
kebutuhan –kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, baik kebutuhan
primer dan juga kebutuhan sekunder.
Sebagai diketahui bahwa
manusia disamping sebagai makhluk sosial juga makhluk individu, dimana dalam
memenuhi kebutuhan – kebutuhan sendiri tanpa menghiraukan kepentingan
orang lain. Manusia harus ada keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum. Jika tidak maka dapat menimbulkan
kekacauan, pertentangan diantara sesama manusia sehingga
keteraturan, ketetraman tidak akan terwujud.
Agar hal tersebut tidak
terjadi, maka diperlukan pedoman – pedoman hidup tentang bagaimana
seorang berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia harus bertingkah
laku dalam masyarakat. Pedoman - pedoman hidup yang dimaksud
seperti aturan – aturan, norma – norma
adat – istiadat, ogeran dan wejanga atau nilai-nilai kehidupan yang
ada di masyarakat. Jika manusia telah dapat menciptakan
hal –hal tersebut, maka sesungguhnya manusia telah dapat
memahami arti atau makna hakiki sebagai manusia beradab.
I. Peradaban
dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan
globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk
dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh
belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di
dunia,termasuk di dalamnya bangsa Indonesia.
Arus informasi berkembang
cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Dengan
daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh
sistem – sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang
makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang, dan
waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas– batas negara
sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari
kedua usaha atau kewajiban ini menurut Indra Siswarini[17] adalah
masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu
membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam
menghadapi kemerosotan mutu lingkungan hidup.
Akibat globalisasi
diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak punya norma atau
heteronmy atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme sosial
terhadap hal – hal yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal
masyarakat.Selain itu juga terjadinya diorientasi atau alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi,
komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai sebuah perkembangan
peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi kehidupan
manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada
didalamnya, dapat memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan
secara baik, tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan
menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan
perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan problematika bagi adab
dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang, dengan cepat jika
tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan pekerjaan yang cukup justru akan
menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya
yang harus dilakukan agar kita mampu membangunan bangsa agar tetap eksis di
tengah – tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin
kuat, adalah dengan meningkat peran lembaga pendidikan untuk terus mengali
ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri
Indonesia melalui pelestarian nilai – nilai dan moral bangsa Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peradaban merupakan
organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam
urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan
kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku,
atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan
sendirinya. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu
memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur
menuju pada prilaku pada manusia.
Pengeruh besar kemajuan
jaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan proses evolusi kebudayaan
manusia yang sudah sampai pada taraf kompleksitasnya. peradaban manusia
mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu menuju pada
kemajuan, apalagi di era global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian
pesatnya. Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di atas, sekarang manusia berada
pada era peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi
menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi. Di era
global, hubungan antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja,
tetapi sudah antarnegara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa
berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan
cepat dari satu negara ke negara lain.
B. Saran
Melalui makalah ini
penyusun menghimbau pentingnya menghormati dan menghargai setiap perbedaan yang
dimiliki sehingga tercipta apa yang namanya egaliter, selalu menciptakan
kebersamaan sehingga tercipta masyarakat yang berperan aktif dalam rangka
terwujudnya kesejahteraan bersama, serta megedepankan sikap musyawarah secara
objektif dalam mengambil keputusan bersama. Sehingga apa yang di cita – citakan
untuk mewujudkan masyarakat madani ( civil society ) atau masyaraka ber
peradaban dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Abdulkadir. 2008. Ilmu Sosial Budaya
Dasar. PT Citra Aditya Bakti : Bandung.
Murtadha Muntahhari. 2002. Manusia, Dan Alam
Semesta. Lentera Basritama : Jakarta.
Budhy munawar ranchman. 2011. Membaca Nurcholish
Madjid Islam Dan Pluralisme. Democracy project : Jakarta.
Ardiyansyah HMI. Manusia dan Peradaban.http://ompuworo.blogspot.in/2013/07/makalah-manusia-dan-peradaban.html/. Diakses 20 Maret 2015.
Pukul 19.10.
Oktaviani Pratama Putri. Hakekat Manusia
dengan Peradaban.http://oktavianipratama.wordpress.com/about/. Di akses 20 Maret 2015.
Pukul 20.00 wib.

